Rahasia kesadaran kesejatian kehidupan, ya ingsun ini
kesejatian hidup, engkau sejatinnya Allah, ya ingsun sejatinya Allah;
yakni wujud (yang berbentuk) itu sejatinyaAllah, sir (rahsa=rahasia) itu
Rasulullah, lisan (pangucap) itu Allah, jasad Allah badan putih tanpa
darah, sir Allah, rasa Allah, rahasia kesejatian Allah, ya ingsun (aku)
ini sejatinya Allah.”
Subtansi dari ungkapan spiritual tersebut adalah bahwa
kesejatian hidup, rahasia kehidupan hanya ada pada pengalaman
kemanunggalan antara kawula-Gusti.
Adanya kehidupan itu karena pribadi, demikian pula keinginan
hidup itupun ditetapkan oleh diri sendiri. Tidak mengenal roh, yang
melestarikan kehidupan, tiada turut merasakan sakit atau pun lelah. Suka
dukapun musnah karena tiada di inginkan oleh hidup.Dengan demikian
hidupnya kehidupan itu, berdiri sendiri sekehendak.”
Pernyataan tersebut menunjukkan adanya kebebasan manusia
dalam menentukan jalan hidup. Manusia merdeka adalah manusia yang
terbebas dari belenggu kultural maupun belenggu struktural. Dalam hidup
ini, tidak boleh ada sikap saling menguasai antar manusia, bahkan antara
manusia dengan Tuhanpun hakikatnya tidak ada yang menguasai dan yang
dikuasai.
Ini jika melihat intisari ajaran manunggalnya Syekh Siti
Jenar. Sebab dalam manusia ada roh Tuhan yang menjamin adanya kekuasaan
atas pribadinya dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Dan allah itulah satu-satunya Wujud. Yang lain hanya sekedar
mewujud. Cahaya hanya satu, selain itu hanya memancarkan cahaya saja,
atau pantulannya saja.
Subtansi pernyataan Syekh Siti Jenar tersebut adalah
Qs. Al-Baqarah/2;115, “Timur dan Barat kepunyaan Allah. Maka
ke mana saja kamu menghadap di situlah Wajah Allah. ” Wujud itu dalam
Pribadi, dan di dunia atau alam kematian ini, memerlukan wadah bagi
pribadi untuk mengejawantah, menguji diri sejauh mana kemampuannya
mengelola keinginan wadag, sementara Pribadinya tetap suci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar