Senin, 11 Juni 2012

ANALISA LAPORAN KEUANGAN DAERAH




A.    Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan Pondok Pesantren

1.      Dana dalam pondok pesantren adalah sejumlah dana yang digunakan  untuk pembiyaan pendidikan yang berasal dari pesantren (subsidi) atau sumbangan santri. Pada umumnya pembiyaan pondok pesantren dalam pengembangan pendidikan di pondok pesantren biasanya dana berupa shodaqoh, hibah, dan lain-lain. Sedangkan dari pesantren merupakan wujud dari anggaran yang telah ditentukan dalam ABPD (Anggaran Belanja Dan Pendapatan Daerah)  pada tingkat otonom  ABPO (Anggaran Belanja Dan Pendapatan  otonom)
2.      Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari pesantren ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut:
a.       Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan
b.      Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
c.       Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
d.      Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan

3.      Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPB, yaitu:
a.       Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
a).kontribusi santri,
b).sumbangan dari individu atau organisasi
c).sumbangan dari pemerintah,
d).dari hasil usaha
b.  Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan
pesantren dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan pesantren dapat
berjalan dengan baik.
4.      Langkah-langkah Penyusunan RAPB

Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPB adalah harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan pesantren akan menjadi solid dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan pesantren, dalam rangka untuk mempermudah pertanggung jawaban keuangan.
Maka penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana

B.     Arti Pentingnya Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan lembaga. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu lembaga hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan lembaga tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu lembaga serta hasil hasil yang telah dicapai oleh lembaga tersebut perlu adanya laporan keuangan dari lembaga yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu lembaga dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas lembaga tersebut.

C.    Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara berkala/periodik yang dilakukan pihak pengelola yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara Fakta yang telah dicatat




Laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam lembaga maupun yang disimpan di tempat lain, secara garis besar penggunaan dana atau pembiyaan daerah di pondok pesantren dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Pengeluaran oprasional, yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk semua kegiatan pokok meliputi, guru dan pengurus daerah/badan otonom, penyusunan aktiva tetap dan pengeluaran modal merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai barang modal tetap (aktiva tetap seperti membeli peralatan kantor, memperbaiki sarana/lokal asrama atau dan membeli peralatan perlengkapan pendidikan.
b.      Pengeluaran non oprasional yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk semua kegiatan yang mendukung proses semua kegiatan atau pengeluaran yang tidak terduga di luar jangkawan rancana anggaran
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh daerah dan badan otonom adalah sebagai berikut :
Menyusun Rencana Sumber Atau Target Penerimaan Dan Pendapatan daerah dan badan otonom Dalam Satu Tahun, menyusun rencana sumber atau target penerimaan dan pendapatan derah dan badan otonom dalam  satu bulan menyusun Rencana Penggunaan Keuangan Dalam Satu Tahun

D.    Macam macam laporan

1. Laporan berkala/tiap bulan, yaitu setiap daerah harus melaporkan semua aktivitas keuangan baik darei semua pengeluaran dan semua pemasukan terhitung mulai awal bulan sampai akhir bulan sesuai dengan kegiatan dan program yang telah di setujui oleh pengurus daerah masing2.
2. Laporan tiap 1 tahun/priodik daerah juga merekab atau mentotal semua laporan tiap2 bulan menjadi rekab laporan 1 tahun untuk di cocokkan dengan data/catatan yang ada di pusat keuangan sehinnga pusat keuangan daerah bias menganalisis/membaca kebutuhan keuangan pada priodik selanjutanya

E.Tips mengelola keuangan

1.      Anggaran dapat membantu Anda untuk:
2.      Mengontrol kondisi keuangan
3.      Menghindari masalah keuangan
4.      Menjadi konsumen yang cerdas
5.      Menentukan dan mencapai target keuangan
6.      Merencanakan masa depan



















































jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at original cost).
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya sifatnya historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi, berbagai kontrak pembelian atau penjualan yang telah disetujui dan adanya hak-hak patent yang masih dalam pengurusan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dikuantifisir.
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate)
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
c. Pendapat pribadi (personal judgment)
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 2
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan memiliki keterbasan antara lain :
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report ( laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara ) dan bukan merupakan laporan final. Karena itu semua jumlah – jumlah atau hal – hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah.

c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan unit yang terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga – harga.

d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak dapat diukur dengan satuan uang.


4. Prinsip Akuntansi

a. Kesatuan Usaha

• Perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan

• Ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, persero atau pemegang saham, mengenai kekayaan, hutang-piutang, penerimaan dan pengeluaran uang, antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi pemilik/pemegang saham tidak boleh bercampur

b. Kesinambungan

• Suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan

c. Harga Pertukaran yang Obyektif

• Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang. Transaksi antara penjual dan pembeli akan menghasilkan harga pertukaran, yang oleh penjual disebut harga jual dan oleh pembeli disebut harga perolehan (Cost)
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 3

• Harga Pertukaran yang obyektif/wajar:

1. Tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa

2. Dapat diuji oleh pihak-pihak yang independen

3. Tidak terdapat transfer pricing

4. Tidak ada mark-up. Tidak ada KKN, dan sebagainya

d. Konsisten

• Penggunaan metode dalam pembukuan tidak boleh berubah-ubah

e. Konservatif

• Kemungkinan rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran) sudah diakui sebagai kerugian, dengan cara membentuk penyisihan atau cadanga. Sementara itu, kemungkinan laba yang tibul tidak diakui.


5. Tujuan Kualitatif Akuntansi

a. Relevan
Laporan Keuangan yang dihasilkan harus relevan antara data dengan keadaan perusahaan

b. Dapat Dimengerti
Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus dapat dimengerti.

c. Daya Uji
Laporan keuangan yang dihasilkan dalam mempunyai daya uji, perhitungan yang dilakukan akan menghasilkan angka yang sama apabila dilakukan oleh pihak lain.

d. Netral
Laporan keuangan yang dihasilkan harus netral, tidak memihak kepada salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

e. Tepat Waktu
Laporan keuangan yang disajikan harus tepat waktu, sesuai dengan tahun takwim atau tahun buku yang dipergunakan perusahaan

f. Daya Banding
Laporan keuangan yang dihasilkan harus memiliki daya banding, terutama dengan Standar Akuntansi Keuangan

g. Lengkap
Laporan keuangan yang disajikan dalam harus lengkap, tidak terdapat data yang tidak terakumulasi dalam laporan keuangan


6. Tujuan Analisis Keuangan

a. Investasi Pada Saham
Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa yang akan datang.

b. Pemberian Kredit
Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.

c. Kesehatan Pemasok
Menganalisis profitabilias perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasinya sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.

d. Kesehatan Pelanggan
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 4


Menilai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis meliputi Besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan

e. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan
Memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis adalah profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan

f. Pemerintah
Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri, dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public

g. Analisis Internal
Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen, dan digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi

h. Analisis Pesaing
Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.

i. Penilaian kerusakan
Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian


7. Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya adalah :

a) Neraca : laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan yang.menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:

1) Staffel (Report Form)


2) Skontro ( T – Account Form)


b) Laporan laba rugi : suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk laporan laba rugi:

1) Multiple step
Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 5


dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
Bentuk laporan rugi-laba Multiple step sebagai berikut:


2) Single step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Bentuk laporan Rugi laba single step sebagai berikut:

Laboratorium Pengembangan Akuntansi 6

c) Laporan perubahan modal: Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu).
Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:

1) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.

2) Adanya laba usaha

3) Adanya kerugian.

4) Pengambilan untuk keperluan pribadi.

d) Laporan arus kas: bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.

LAPORAN ARUS KAS
Ringkasan Arus Kas
Saldo Awal Kas
xxxxxxxxxx
Saldo Akhir Kas
xxxxxxxxxx
-
xxxxxxxxxx
Arus kas dari Operasi Perusahaan:
Pendapatan Operasi Perusahaan:


a. Penerimaan dari Pelanggan

xxxxxxxxxx


b. Penerimaan Lain-lain

xxxxxxxxxx
+
Total Pendapatan Operasi Perusahaan:
Biaya Operasi:


a. HPP

xxxxxxxxxx


b. Asuransi

xxxxxxxxxx


c. Sewa

xxxxxxxxxx


d. Iklan

xxxxxxxxxx


e. Gaji

xxxxxxxxxx


f. Lain-lain

xxxxxxxxxx


g. Bunga

xxxxxxxxxx


h. Pajak Penghasilan

xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Operasi:
xxxxxxxxxx
Total arus kas:
xxxxxxxxxx






Tidak ada komentar:

Posting Komentar